Kala, apa kabar? Apa kamu bisa rasakan sejuk doa-doa yang dikirimkan orang-orang baik selepas maghrib tadi? Juga harum bunga lili yang saya beli di toko yang biasa kita singgahi.
Kala, ibu bilang kamu akan terluka di sana sebab kesedihan saya yang tak kunjung temui akhirnya. Sungguh, maafkan saya. Tak pernah sedikitpun saya berniat demikian.
Maaf sebab barangkali doa-doa yang saya langitkan setiap hari belum cukup menjadi lentera bagi rumahmu yang baru. Maaf bila setitik harap saya pada Tuhan perihal kembalimu justru sebabkan beban berat menuju pulangmu.
Maafkan saya. Sebab belum bisa mencapai ikhlas seperti yang saya janjikan pada hari dimana kamu pergi. Maaf sudah ingkar janji, Kala. Sungguh maafkan saya.